10 Destinasi Wisata Bersejarah di Palembang Yang Harus Kamu Kunjungi
Indonesia merupakan negara dengan beragam Budaya , Suku serta Agama. Selain itu , di Indonesia banyak terdapat tempat indah , unik dan menarik yang sangat pempesona.
Kadang ,kita tidak menyadarinya jika tempat-tempat yang menarik itu ada didekat kita, sehingga membuat kita lebih terkesima dengan keindahan negara luar lainnya.
Kita mulai dari Palembang dulu , sebuah Ibu kota di Provinsi Sumatera Selatan .
Bicara tentang Palembang , pasti kita akan langsung tertuju pada 'Pempek' bukan?. Yuuuup , makanan yang menjadi ciri khas Palembang.
Selain itu ada 'Jembatan Ampera' yang telah menjadi semacam lambang kota dan terletak di tengah-tengah kota Palembang, menghubungkan daerah Seberang Ulu dan Seberang Ilir yang dipisahkan oleh Sungai Musi.
Tapi , tahukah kamu , selain Jembatan Ampera , ada banyak tempat-tempat Indah yang wajib kamu kunjungi selama liburan atau tinggal disana?
1. Jembatan Ampera
Jembatan yang mempunyai panjang 1.177 m (bagian tengah 71,90 m) dengan lebarnya 22 m dan tinggi 11.5 m dari permukaan air ini juga tinggi dua menara di kedua sisinya 63 m dari permukaan tanah dan jarak antara menara adalah 75 m mempunyai berat 944 ton.
Jembatan Ampera atau jembatan Amanat penderitaan Rakyat ini merupakan Ikon kota Palembang karena terletak di tengah-tengah kota Palembang, menghubungkan daerah Seberang Ulu dan Seberang Ilir yang dipisahkan oleh Sungai Musi.
Pembangunan Jembatan Ampera memakan waktu selama tiga tahun. Jembatan yang menghubungkan seberang ilir dan seberang ulu tersebut mulai dibangun pada April 1962 dan selesai pada tahun 1965. Jembatan Ampera kemudian diresmikan pada 30 September 1965 oleh Letjend. Ahmad Yani.
Ide untuk menyatukan dua daratan di Kota Palembang ”Seberang Ulu dan Seberang Ilir” dengan jembatan, sebetulnya sudah ada sejak zaman Gemeente Palembang, yaitu tahun 1906. Saat jabatan Wali kota Palembang dijabat Le Cocq de Ville, tahun 1924, ide ini kembali mencuat dan dilakukan banyak usaha untuk merealisasikannya. Namun, sampai masa jabatan Le Cocq berakhir, bahkan ketika Belanda hengkang dari Indonesia, proyek itu tidak pernah terealisasi.
Alamat : Jl. Lintas Timur , palembang , Sumatera Selatan
2. Benteng Kuto Besak
Merupakan sebuah bangunan keraton yang pada abad ke 18 dan menjadi pusat Kesultanan di Palembang, menjadikan Benteng kuto besak sebagai bangunan yang mempunyai nilai sejarah yangs angat tinggi.
Benteng Koto Besak didirikan Pada Tahun 1780 Oleh Sultan Mahmud Muhammad Bahaudin , namun ide pendirian benteng ini sudah dikemukakan sejak jaman Sultan Mahmud Badarudin I di masa pemerintahannya pada tahun 1724 hingga 1758 dan pelaksanaan pembangunannya diselesaikan oleh raja ke dua yaitu Sultan Mahmud Bahauddin II yang memerintah pada tahun 1776-1803.
Setelah selesai dibangun Benteng Kuto Besak resmi penggunaannya sebagai tempat kediaman sultan beserta keluargamaya pada tanggal 21 Februari 1792.
Alamat: Jl. Sultan Mahmud Badarudin, 19 Ilir, Kec. Bukit Kecil, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30113, Indonesia
3. Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya
Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya menjadi salah satu objek wisata yang hampir saja dilupakan. Namun akhir – akhir ini, objek wisata yang penuh sejarah ini mulai diminati lagi.
Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya atau sebelumnya dikenal dengan nama Situs Karanganyar adalah taman purbakala bekas kawasan permukiman.
Taman yang dikaitkan dengan kerajaan Sriwijaya yang terletak tepi utara Sungai Musi di kota Palembang, Sumatra Selatan.
Di kawasan ini ditemukan banyak peninggalan purbakala yang menunjukkan bahwa kawasan ini pernah menjadi pusat permukiman dan pusat aktivitas manusia pada zaman dahulu kala.
Di lokasi yang dipercaya sebagai sisa taman kerajaan masa Sriwijaya ini dijumpai artefak yang menampakkan aktivitas keseharian masyarakatnya, seperti manik-manik, struktur batu bata, damar, tali ijuk, keramik, dan sisa perahu.
Temuan-temuan tersebut diperoleh saat pembangunan Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya maupun melalui kegiatan penyelamatan temuan di sekitar kawasan ini. Rekonstruksi atas fragmen keramik yang banyak ditemukan memperlihatkan adanya penggunaan, tempayan, guci, buli-buli, mangkuk, dan piring.
Sedangkan berdasarkan rekonstruksi dari sisa gerabah menunjukkan pemanfaatan berbagai bentuk tungku atau anglo, kendi, periuk, tempayan, pasu, dan bahkan genteng. Kumpulan temuan-temuan ini menunjukkan betapa padatnya aktivitas keseharian masyarakat yang hidup di kawasan ini pada masa lalu.
Alamat: Jl. Syakyakirti, Karang Anyar, Gandus, Kota Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia
4. Monumen Perjuangan Rakyat Palembang ( Monpera )
Monpera atau Monumen Perjuangan Rakyat Palembang ini dibangun sebagai simbol peringatan perjuangan-perjuang saat perang 5 hari 5 malam di Palembang.
Bentuknya dari Monumen Perjuangan Rakyat ini menyerupai bunga melati bermahkota 5 kelopak.
Melati menyimbolkan kesucian hati para pejuang, sedangkan lima sisi manggambarkan lima wilayah keresidenan yang tergabung dalam Sub Komandemen Sumatera Selatan.
Sedangkan jalur menuju ke bangunan utama Monpera berjumlah 9, yaitu 3 di sisi kiri, 3 di sisi kanan, dan 3 di sisi bagian belakang. Angka 9 tersebut mengandung makna kebersamaan masyarakat Palembang yang dikenal dengan istilah “Batang Hari Sembilan”. Sementara tinggi bangunan Monpera mencapai 17 meter, memiliki 8 lantai, dan 45 bidang/jalur. Angka-angka tersebut mewakili tanggal proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945.
Terletak dekat dengan Masjid Agung dan Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, jika kamu measuk kedalam Monpera ini kamu akan menemukan berbagai koleksi sejarah yang berkaitan dengan perjuangan masyarakat Sumatera Selatan dalam menghadapi agresi militer Belanda II. Koleksi tersebut antara lain berupa foto dokumentasi, pakaian yang pernah digunakan para pejuang, senjata, buku, hingga mata uang yang pernah berlaku di NKRI.
Alamat : Jl. Merdeka No.1, 19 Ilir, Bukit Kecil, Kota Palembang, Sumatera Selatan ,30113.
5. Pulau Kemaro
Terletak sekitar 6 km dari Jembatan Ampera,Pulau Kemaro, merupakan sebuah Delta kecil di Sungai Musi.
SElain itu ,Pulau Kemaro terletak di daerah industri, yaitu di antara Pabrik Pupuk Sriwijaya dan Pertamina Plaju dan Sungai Gerong.
Pulau Kemaro adalah tempat rekreasi yang terkenal di Sungai Musi. Di tempat ini terdapat sebuah vihara cina (klenteng Hok Tjing Rio), juga terdapat kuil Buddha yang sering dikunjungi umat Buddha untuk berdoa atau berziarah ke makam. Di sana juga sering diadakan acara Cap Go Meh setiap Tahun Baru Imlek.
Daya tarik Kemaro adalah Pagoda berlantai 9 yang menjulang di tengah-tengah pulau, walaupun bangunan ini baru dibangun pada tahun 2006 silam.
Selain pagoda, ada klenteng yang sudah dulu ada, yaitu Klenteng Hok Tjing Rio atau lebih dikenal Klenteng Kuan Im dibangun sejak tahun 1962.
Di depan klenteng terdapat makam Tan Bun An (Pangeran) dan Siti Fatimah (Putri) yang berdampingan. Kisah cinta mereka berdualah yang menjadi legenda terbentuknya pulau ini.
6. Bukit Siguntang
Bukit Seguntang atau juga bisa disebut Bukit Siguntang adalah sebuah bukit kecil dengan tinggi 29—30 meter dari permukaan laut yang terletak sekitar 3 kilometer dari tepian utara Sungai Musi.
Bukit ini berjarak sekitar 4 kilometer di sebelah barat daya pusat kota Palembang, dapat dicapai dengan menggunakan angkutan umum menuju jurusan Bukit Besar.
Di lingkungan sekitar bukit ini ditemukan beberapa temuan purbakala yang dikaitkan dengan kerajaan Sriwijaya yang berjaya sekitar kurun abad ke-6 sampai ke-13 masehi.
selain itu ,di puncak bukit ini terdapat beberapa makam yang dipercaya sebagai leluhur warga Palembang. Oleh masyarakat setempat, kompleks ini dianggap keramat dan menjadi tempat tujuan ziarah. Kini Kawasan ini menjadi Taman Purbakala untuk menjaga artefak-artefak yang mungkin masih belum terungkap.
Alamat: Bukit Lama, Kec. Ilir Bar. I, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30137, Indonesia
Sebuah kampung yang ada di kawasan 7 Ulu Palembang, Kampung Kapitan merupakan kampung etnis Tionghoa pertama di Kota Palembang. Kampung Kapitan ada sejak Dinasti Ming atau abad ke XIV sehingga membuat Kampung Kapitan merupakan salah satu kawasan yang bernilai sejarah tinggi.
8. Museum Sultan Mahmud Badaruddin II
Museum Sultan Mahmud Badaruddin II adalah museum di kota Palembang, Sumatra Selatan, Indonesia.
Museum Sultan Mahmud Badaruddin II didirikan di bekas bangunan rumah residen kolonial Sumatra Selatan abad ke-19. Bangunan ini juga menjadi gedung dinas pariwisata Palembang.
Lokasi museum ini awalnya adalah lokasi Kuta Lama, istana tua Sultan Mahmud Badaruddin I (1724–1758), penguasa Kesultanan Palembang. Setelah penghapusan Kesultanan Palembang, istana Kuta Lama dihancurkan oleh pemerintah kolonial Inggris pada 7 Oktober 1823.
Penghapusan Kesultanan adalah bentuk hukuman yang dijatuhkan oleh pemerintah kolonial Inggris terhadap Kesultanan Palembang akibat pembantaian yang terjadi di penginapan Belanda Sungai Alur, meskipun ini mungkin telah menjadi gerakan politik untuk menghapus kedaulatan Kesultanan atas kota tersebut.
Berbentuk bangunan Belanda, ternyata di dalam Museum Sultan Mahmud Badaruddin II ini kalian bisa menemukan banyak hal tradisional khas Palembang , mulai dari baju adat hingga dekorasi pengantin tradisional khas Palembang dapat kamu temui di tempat ini.
Bukan hanya itu, Museum Sultan Mahmud Badaruddin ini memiliki 669 koleksi, mulai dari lukisan hingga diorama bersejarah yang menakjubkan.
Alamat : Jl. Sultan Mahmud Badarudin, 19 Ilir, Bukit Kecil ,Palembang, Sumatra Selatan.
9. Museum Negeri Balaputra Dewa
Museum Balaputra Deva atau secara resmi disebut Museum Negeri Provinsi Sumatra Selatan "Balaputra Dewa" adalah salah satu dari apa yang disebut Museum Negeri Indonesia, yang mewakili masing-masing provinsi di Indonesia.
Pembangunan museum Negeri Balaputra Dewa dimulai pada tahun 1978 dan bangunannya diresmikan pada tanggal 5 November 1984.
Keputusan untuk nama "Balaputra Dewa" didasarkan pada India abad ke-9 berdaulat Balaputra yang tercatat dalam prasasti yang ditemukan di Nalanda, India. Prasasti Nalanda menyebutkan hubungannya dengan membangun sebuah biara Buddha di bawah sponsornya.
Kedua namanya disebutkan ditemukan di prasasti di Jawa pada abad ke-9 masehi yang berkaitan kekalahannya di Jawa atas Rakai Pikatan, seorang penguasa dari dinasti Sanjaya, yang diminta Balaputra untuk meninggalkan Jawa untuk menetap di tempat yang sekarang kota Palembang, Sumatra Selatan
Museum Balaputra Dewa adalah sebuah museum etnografi yang terletak di Palembang, Indonesia. Museum ini adalah museum negeri Provinsi Sumatra Selatan. Nama Balaputra Dewa adalah berasal dari Balaputra, raja Sriwijaya abad ke-9 dan mantan kepala dinasti Sailendra yang berpusat di sekitar Palembang. Balaputra Dewa menampilkan sejarah dan tradisi dari provinsi Sumatra Selatan.
Alamat: Sukaramai, Jalan Sriijaya I KM.5,5 No.288, Srijaya, Kec. Alang-Alang Lebar, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30139, Indonesia
Taman Kambang Iwak merupakan taman kota Palembang yang sudah ada sejak tahun 1900 silam. Taman Kambang Iwak Besak merupakan Taman Peninggalan Belanda yang awalnya dibangun untuk orang keturunan Belanda sebagai tampat olahraga.
Referensi : Kemdikbud,Wikipedia, Pegipagi,Travellingyuk,Borneochannel, Kompasiana,Guideku,Indonesiakaya
Kadang ,kita tidak menyadarinya jika tempat-tempat yang menarik itu ada didekat kita, sehingga membuat kita lebih terkesima dengan keindahan negara luar lainnya.
Kita mulai dari Palembang dulu , sebuah Ibu kota di Provinsi Sumatera Selatan .
Bicara tentang Palembang , pasti kita akan langsung tertuju pada 'Pempek' bukan?. Yuuuup , makanan yang menjadi ciri khas Palembang.
Selain itu ada 'Jembatan Ampera' yang telah menjadi semacam lambang kota dan terletak di tengah-tengah kota Palembang, menghubungkan daerah Seberang Ulu dan Seberang Ilir yang dipisahkan oleh Sungai Musi.
Tapi , tahukah kamu , selain Jembatan Ampera , ada banyak tempat-tempat Indah yang wajib kamu kunjungi selama liburan atau tinggal disana?
Mau tahu apa saja? , berikut adalah 10 Tempat Indah bernilai sejarah di Palembang versi Hariankartini.com yang wajib kamu kunjungi , antara lain :
1. Jembatan Ampera
![]() |
Credit :Ryan Zulqudsie/Shutterstock
|
Jembatan yang mempunyai panjang 1.177 m (bagian tengah 71,90 m) dengan lebarnya 22 m dan tinggi 11.5 m dari permukaan air ini juga tinggi dua menara di kedua sisinya 63 m dari permukaan tanah dan jarak antara menara adalah 75 m mempunyai berat 944 ton.
Jembatan Ampera atau jembatan Amanat penderitaan Rakyat ini merupakan Ikon kota Palembang karena terletak di tengah-tengah kota Palembang, menghubungkan daerah Seberang Ulu dan Seberang Ilir yang dipisahkan oleh Sungai Musi.
Pembangunan Jembatan Ampera memakan waktu selama tiga tahun. Jembatan yang menghubungkan seberang ilir dan seberang ulu tersebut mulai dibangun pada April 1962 dan selesai pada tahun 1965. Jembatan Ampera kemudian diresmikan pada 30 September 1965 oleh Letjend. Ahmad Yani.
Ide untuk menyatukan dua daratan di Kota Palembang ”Seberang Ulu dan Seberang Ilir” dengan jembatan, sebetulnya sudah ada sejak zaman Gemeente Palembang, yaitu tahun 1906. Saat jabatan Wali kota Palembang dijabat Le Cocq de Ville, tahun 1924, ide ini kembali mencuat dan dilakukan banyak usaha untuk merealisasikannya. Namun, sampai masa jabatan Le Cocq berakhir, bahkan ketika Belanda hengkang dari Indonesia, proyek itu tidak pernah terealisasi.
Alamat : Jl. Lintas Timur , palembang , Sumatera Selatan
2. Benteng Kuto Besak
![]() |
Credit :Frans delian/shutterstock |
Merupakan sebuah bangunan keraton yang pada abad ke 18 dan menjadi pusat Kesultanan di Palembang, menjadikan Benteng kuto besak sebagai bangunan yang mempunyai nilai sejarah yangs angat tinggi.
Benteng Koto Besak didirikan Pada Tahun 1780 Oleh Sultan Mahmud Muhammad Bahaudin , namun ide pendirian benteng ini sudah dikemukakan sejak jaman Sultan Mahmud Badarudin I di masa pemerintahannya pada tahun 1724 hingga 1758 dan pelaksanaan pembangunannya diselesaikan oleh raja ke dua yaitu Sultan Mahmud Bahauddin II yang memerintah pada tahun 1776-1803.
Setelah selesai dibangun Benteng Kuto Besak resmi penggunaannya sebagai tempat kediaman sultan beserta keluargamaya pada tanggal 21 Februari 1792.
Alamat: Jl. Sultan Mahmud Badarudin, 19 Ilir, Kec. Bukit Kecil, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30113, Indonesia
3. Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya
![]() |
Credit:Jejakpiknik
|
Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya menjadi salah satu objek wisata yang hampir saja dilupakan. Namun akhir – akhir ini, objek wisata yang penuh sejarah ini mulai diminati lagi.
Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya atau sebelumnya dikenal dengan nama Situs Karanganyar adalah taman purbakala bekas kawasan permukiman.
Taman yang dikaitkan dengan kerajaan Sriwijaya yang terletak tepi utara Sungai Musi di kota Palembang, Sumatra Selatan.
Di kawasan ini ditemukan banyak peninggalan purbakala yang menunjukkan bahwa kawasan ini pernah menjadi pusat permukiman dan pusat aktivitas manusia pada zaman dahulu kala.
Di lokasi yang dipercaya sebagai sisa taman kerajaan masa Sriwijaya ini dijumpai artefak yang menampakkan aktivitas keseharian masyarakatnya, seperti manik-manik, struktur batu bata, damar, tali ijuk, keramik, dan sisa perahu.
Temuan-temuan tersebut diperoleh saat pembangunan Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya maupun melalui kegiatan penyelamatan temuan di sekitar kawasan ini. Rekonstruksi atas fragmen keramik yang banyak ditemukan memperlihatkan adanya penggunaan, tempayan, guci, buli-buli, mangkuk, dan piring.
Sedangkan berdasarkan rekonstruksi dari sisa gerabah menunjukkan pemanfaatan berbagai bentuk tungku atau anglo, kendi, periuk, tempayan, pasu, dan bahkan genteng. Kumpulan temuan-temuan ini menunjukkan betapa padatnya aktivitas keseharian masyarakat yang hidup di kawasan ini pada masa lalu.
Alamat: Jl. Syakyakirti, Karang Anyar, Gandus, Kota Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia
4. Monumen Perjuangan Rakyat Palembang ( Monpera )
![]() |
Credit:Sony Herdiana/Shutterstock |
Monpera atau Monumen Perjuangan Rakyat Palembang ini dibangun sebagai simbol peringatan perjuangan-perjuang saat perang 5 hari 5 malam di Palembang.
Bentuknya dari Monumen Perjuangan Rakyat ini menyerupai bunga melati bermahkota 5 kelopak.
Melati menyimbolkan kesucian hati para pejuang, sedangkan lima sisi manggambarkan lima wilayah keresidenan yang tergabung dalam Sub Komandemen Sumatera Selatan.
Sedangkan jalur menuju ke bangunan utama Monpera berjumlah 9, yaitu 3 di sisi kiri, 3 di sisi kanan, dan 3 di sisi bagian belakang. Angka 9 tersebut mengandung makna kebersamaan masyarakat Palembang yang dikenal dengan istilah “Batang Hari Sembilan”. Sementara tinggi bangunan Monpera mencapai 17 meter, memiliki 8 lantai, dan 45 bidang/jalur. Angka-angka tersebut mewakili tanggal proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945.
Terletak dekat dengan Masjid Agung dan Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, jika kamu measuk kedalam Monpera ini kamu akan menemukan berbagai koleksi sejarah yang berkaitan dengan perjuangan masyarakat Sumatera Selatan dalam menghadapi agresi militer Belanda II. Koleksi tersebut antara lain berupa foto dokumentasi, pakaian yang pernah digunakan para pejuang, senjata, buku, hingga mata uang yang pernah berlaku di NKRI.
Alamat : Jl. Merdeka No.1, 19 Ilir, Bukit Kecil, Kota Palembang, Sumatera Selatan ,30113.
5. Pulau Kemaro
![]() |
Credit:Damar Aji/Shutterstock |
Terletak sekitar 6 km dari Jembatan Ampera,Pulau Kemaro, merupakan sebuah Delta kecil di Sungai Musi.
SElain itu ,Pulau Kemaro terletak di daerah industri, yaitu di antara Pabrik Pupuk Sriwijaya dan Pertamina Plaju dan Sungai Gerong.
Pulau Kemaro adalah tempat rekreasi yang terkenal di Sungai Musi. Di tempat ini terdapat sebuah vihara cina (klenteng Hok Tjing Rio), juga terdapat kuil Buddha yang sering dikunjungi umat Buddha untuk berdoa atau berziarah ke makam. Di sana juga sering diadakan acara Cap Go Meh setiap Tahun Baru Imlek.
Daya tarik Kemaro adalah Pagoda berlantai 9 yang menjulang di tengah-tengah pulau, walaupun bangunan ini baru dibangun pada tahun 2006 silam.
Selain pagoda, ada klenteng yang sudah dulu ada, yaitu Klenteng Hok Tjing Rio atau lebih dikenal Klenteng Kuan Im dibangun sejak tahun 1962.
Di depan klenteng terdapat makam Tan Bun An (Pangeran) dan Siti Fatimah (Putri) yang berdampingan. Kisah cinta mereka berdualah yang menjadi legenda terbentuknya pulau ini.
6. Bukit Siguntang
![]() |
Credit:TripAdvisor |
Bukit Seguntang atau juga bisa disebut Bukit Siguntang adalah sebuah bukit kecil dengan tinggi 29—30 meter dari permukaan laut yang terletak sekitar 3 kilometer dari tepian utara Sungai Musi.
Bukit ini berjarak sekitar 4 kilometer di sebelah barat daya pusat kota Palembang, dapat dicapai dengan menggunakan angkutan umum menuju jurusan Bukit Besar.
Di lingkungan sekitar bukit ini ditemukan beberapa temuan purbakala yang dikaitkan dengan kerajaan Sriwijaya yang berjaya sekitar kurun abad ke-6 sampai ke-13 masehi.
selain itu ,di puncak bukit ini terdapat beberapa makam yang dipercaya sebagai leluhur warga Palembang. Oleh masyarakat setempat, kompleks ini dianggap keramat dan menjadi tempat tujuan ziarah. Kini Kawasan ini menjadi Taman Purbakala untuk menjaga artefak-artefak yang mungkin masih belum terungkap.
Alamat: Bukit Lama, Kec. Ilir Bar. I, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30137, Indonesia
7. Kampung Kapitan
![]() |
Credit:Travellingyuk |
Sebuah kampung yang ada di kawasan 7 Ulu Palembang, Kampung Kapitan merupakan kampung etnis Tionghoa pertama di Kota Palembang. Kampung Kapitan ada sejak Dinasti Ming atau abad ke XIV sehingga membuat Kampung Kapitan merupakan salah satu kawasan yang bernilai sejarah tinggi.
Kini, Kampung Kapitan dijadikan sebagai obyek wisata bagi warga Palembang dan sekitarnya, bahkan hingga turis lokal dan luar negeri.
Nilai seni dan budaya di Kampung Kapitan terletak pada struktur bangunan rumah di sana. Rumah di kawasan Kampung Kapitan mengandung dua pengaruh budaya, yakni budaya Tionghoa dan budaya Palembang. Budaya Tionghoa bisa dilihat dari bagian dalam rumah dan bagian teras rumah. Sedangkan budaya Palembang terlihat dari bangunan rumah yang menyerupai limas dan ada tiang yang menopang berdirinya rumah.
Alamat: Dermaga, Jl. KH. Azhari, 7 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30111, Indonesia
![]() |
Credit:TripAdvisor |
Museum Sultan Mahmud Badaruddin II adalah museum di kota Palembang, Sumatra Selatan, Indonesia.
Museum Sultan Mahmud Badaruddin II didirikan di bekas bangunan rumah residen kolonial Sumatra Selatan abad ke-19. Bangunan ini juga menjadi gedung dinas pariwisata Palembang.
Lokasi museum ini awalnya adalah lokasi Kuta Lama, istana tua Sultan Mahmud Badaruddin I (1724–1758), penguasa Kesultanan Palembang. Setelah penghapusan Kesultanan Palembang, istana Kuta Lama dihancurkan oleh pemerintah kolonial Inggris pada 7 Oktober 1823.
Penghapusan Kesultanan adalah bentuk hukuman yang dijatuhkan oleh pemerintah kolonial Inggris terhadap Kesultanan Palembang akibat pembantaian yang terjadi di penginapan Belanda Sungai Alur, meskipun ini mungkin telah menjadi gerakan politik untuk menghapus kedaulatan Kesultanan atas kota tersebut.
Berbentuk bangunan Belanda, ternyata di dalam Museum Sultan Mahmud Badaruddin II ini kalian bisa menemukan banyak hal tradisional khas Palembang , mulai dari baju adat hingga dekorasi pengantin tradisional khas Palembang dapat kamu temui di tempat ini.
Bukan hanya itu, Museum Sultan Mahmud Badaruddin ini memiliki 669 koleksi, mulai dari lukisan hingga diorama bersejarah yang menakjubkan.
Alamat : Jl. Sultan Mahmud Badarudin, 19 Ilir, Bukit Kecil ,Palembang, Sumatra Selatan.
9. Museum Negeri Balaputra Dewa
![]() |
Credit:Genpi |
Museum Balaputra Deva atau secara resmi disebut Museum Negeri Provinsi Sumatra Selatan "Balaputra Dewa" adalah salah satu dari apa yang disebut Museum Negeri Indonesia, yang mewakili masing-masing provinsi di Indonesia.
Pembangunan museum Negeri Balaputra Dewa dimulai pada tahun 1978 dan bangunannya diresmikan pada tanggal 5 November 1984.
Keputusan untuk nama "Balaputra Dewa" didasarkan pada India abad ke-9 berdaulat Balaputra yang tercatat dalam prasasti yang ditemukan di Nalanda, India. Prasasti Nalanda menyebutkan hubungannya dengan membangun sebuah biara Buddha di bawah sponsornya.
Kedua namanya disebutkan ditemukan di prasasti di Jawa pada abad ke-9 masehi yang berkaitan kekalahannya di Jawa atas Rakai Pikatan, seorang penguasa dari dinasti Sanjaya, yang diminta Balaputra untuk meninggalkan Jawa untuk menetap di tempat yang sekarang kota Palembang, Sumatra Selatan
Museum Balaputra Dewa adalah sebuah museum etnografi yang terletak di Palembang, Indonesia. Museum ini adalah museum negeri Provinsi Sumatra Selatan. Nama Balaputra Dewa adalah berasal dari Balaputra, raja Sriwijaya abad ke-9 dan mantan kepala dinasti Sailendra yang berpusat di sekitar Palembang. Balaputra Dewa menampilkan sejarah dan tradisi dari provinsi Sumatra Selatan.
Alamat: Sukaramai, Jalan Sriijaya I KM.5,5 No.288, Srijaya, Kec. Alang-Alang Lebar, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30139, Indonesia
10. Taman Kambang Iwak Besak
![]() |
Credit:Indonesiakaya |
Taman Kambang Iwak merupakan taman kota Palembang yang sudah ada sejak tahun 1900 silam. Taman Kambang Iwak Besak merupakan Taman Peninggalan Belanda yang awalnya dibangun untuk orang keturunan Belanda sebagai tampat olahraga.
Dimana ditaman ini memiliki danau di bagian tengahnya.
Selain berfungsi sebagai penghias taman, danau buatan ini juga memiliki fungsi praktis sebagai tempat menampung luapan air hujan, sehingga mampu menangkal banjir.
Secara harfiah, nama Kambang Iwak berasal dari bahasa lokal yang dapat diartikan sebagai kolam ikan. Menjadikan danau sebagai kolam ikan, selain berfungsi sebagai tempat menampung air dan penghias danau, juga merupakan cita-cita masyarakat palembang. Cita-cita tersebut tentu harus sejalan dengan kesadaran untuk terus melestarikan dan menjaga kebersihan danau.
Setiap akhir pekan, Taman Kambang Iwak kerap ramai dikunjungi oleh Masyarakat sekitar, mulai dari anak-anak hingga dewasa yang berasal dari berbagai komunitas, seperti, komunitas musik, sepatu roda, skateboard, sepeda, hingga komunitas tari dan teater.
Dilengkapi dengan jogging track, Taman Kambang Iwak juga kerap diramaikan bagi mereka yang ingin lari mengelilingi danau atau sekadar berolahraga di setiap pagi maupun pada petang hari.
Alamat: Jl. Tasik, Talang Semut, Kec. Bukit Kecil, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30121, Indonesia
Referensi : Kemdikbud,Wikipedia, Pegipagi,Travellingyuk,Borneochannel, Kompasiana,Guideku,Indonesiakaya
0 Response to "10 Destinasi Wisata Bersejarah di Palembang Yang Harus Kamu Kunjungi"
Post a Comment